Spesies dan Varietas Kopi
Varietas kopi mungkin menjadi salah satu topik
yang sering dibicarakan oleh para pecinta kopi. Varietas kopi merupakan istilah yang merujuk pada subspesies dari bibit kopi yang ditanam. Varietas
kopi ini dapat terjadi karena mutasi alami, bisa juga karena budidaya manusia
untuk menghasilkan varietas baru.
Selain varietas, ada pula istilah single origin. Namun, seringkali orang keliru atau
mencampuradukkan istilah antara varietas dengan single origin.
Berbeda dengan varietas, single
origin adalah istilah untuk mengidentifikasi asal daerah
biji kopi tersebut ditanam.
Sebagian besar
orang menggunakan istilah varietas, padahal semua tanaman kopi yang populer
dikonsumsi adalah kultivar atau hasil budidaya.
Selain istilah varietas dan single origin, ada juga istilah
kultivar. Kultivar adalah cultivated
variety atau varietas kopi hasil budidaya manusia. Budidaya
kultivar dilakukan dengan mengembangkan atau menyilangkan varietas demi
mendapatkan tanaman kopi unggulan.
Ada tiga spesies atau jenis
kopi yang menjadi komoditas populer di dunia, yaitu arabika, robusta, dan
liberika. Dari ketiganya, arabika adalah spesies yang memiliki tingkat produksi
paling tinggi di dunia ketimbang jenis lainnya. Kira-kira, 70%
perdagangan kopi di dunia didominasi oleh arabika, 28% robusta, dan 2%
liberika beserta jenis-jenis kopi lainnya.
Varietas kopi mungkin menjadi salah satu topik
yang sering dibicarakan oleh para pecinta kopi. Varietas kopi merupakan istilah yang merujuk pada subspesies dari bibit kopi yang ditanam. Varietas
kopi ini dapat terjadi karena mutasi alami, bisa juga karena budidaya manusia
untuk menghasilkan varietas baru.
Selain varietas, ada pula istilah single origin. Namun, seringkali orang keliru atau
mencampuradukkan istilah antara varietas dengan single origin.
Berbeda dengan varietas, single
origin adalah istilah untuk mengidentifikasi asal daerah
biji kopi tersebut ditanam.
Sebagian besar
orang menggunakan istilah varietas, padahal semua tanaman kopi yang populer
dikonsumsi adalah kultivar atau hasil budidaya.
Selain istilah varietas dan single origin, ada juga istilah
kultivar. Kultivar adalah cultivated
variety atau varietas kopi hasil budidaya manusia. Budidaya
kultivar dilakukan dengan mengembangkan atau menyilangkan varietas demi
mendapatkan tanaman kopi unggulan.
Ada tiga spesies atau jenis
kopi yang menjadi komoditas populer di dunia, yaitu arabika, robusta, dan
liberika. Dari ketiganya, arabika adalah spesies yang memiliki tingkat produksi
paling tinggi di dunia ketimbang jenis lainnya. Kira-kira, 70%
perdagangan kopi di dunia didominasi oleh arabika, 28% robusta, dan 2%
liberika beserta jenis-jenis kopi lainnya.
Varietas Kopi Arabika
Berikut ini adalah beberapa varietas kopi arabika yang populer di dunia.
1. Typica
Typica merupakan varietas kopi arabika tertua dan bapak dari
kebanyakan varietas yang ada. Konon, typica dan bourbon adalah biji kopi utama
yang diambil dari Ethiopia dan dibawa ke Yaman.
Varietas ini termasuk jenis arabika yang paling penting dan
berkontribusi bagi perkembangan varietas kopi di dunia. Pertama kali diambil
dari Yaman dan menyebar ke Malabar, India. Dari India, dibawa ke Indonesia oleh
Belanda pada masa kolonialisme.
Typica merupakan kopi arabika pertama yang masuk ke
Indonesia. Varietas kopi ini dinyatakan punah karena serangan hama karat daun.
Namun, masih ada varietas typica turunan di Indonesia, yaitu bergendal dan
sidikalang.
2.
Bourbon
Sebagaimana
typica, borboun juga merupakan varietas yang memegang peranan penting bagi
perkembangan varietas kopi di dunia. Keduanya, baik typica dan bourbon,
dipercaya merupakan biji utama yang diambil langsung dari Ethiopia dan dibawa
oleh orang-orang Arab ke Yaman.
Varietas
ini lahir dari arabika yang dibawa oleh orang Perancis dari Yaman, kemudian
ditanam di Pulau Bourbon (sekarang Pulau La Reunion). Tanaman arabika ini
berinteraksi dengan iklim dan tanah yang berbeda sehingga menyebabkan mutasi.
Jadilah varietas baru bernama bourbon dengan rasa yang lebih manis daripada
typica.
Bourbon
memiliki buah yang berwarna merah. Namun, terkadang bourbon mengalami mutasi
yang alami. Lahirlah dua varietas baru, yaitu yellow bourbon dan orange
bourbon. Yellow bourbon memiliki rasa yang lebih asam dan lebih halus dari
bourbon biasa, sedangkan karakteristik orange bourbon adalah gabungan dari
yellow dan bourbon biasa.
3. Geisha
Geisha merupakan varietas kopi arabika asli. Namanya diambil dari
nama daerah di mana kopi ini pertama kali ditanam, yaitu Gesha. Daerah ini
terletak di bagian barat Ethiopia. Oleh karena orang-orang sering salah ucap,
nama kopi gesha berubah menjadi kopi geisha.
Pada 1960-an,
geisha mulai tumbuh di Panama. Mulai dari Panama inilah geisha mulai dikenal
sebagai jenis kopi terbaik di dunia. Tahun 2004, geisha menjadi juara di
kompetisi Best
of Panama(BOP) yang diadakan oleh Specialty
Coffee Association of Panama. Sejak itu, popularitas geisha meledak
ke penjuru dunia.
Kopi geisha dikenal dengan aroma jasminenya yang halus. Tingkat
keasamannya lembut dan mengandung cita rasa buah-buahan. Semakin tinggi daerah
perkebunannya, semakin mewah kualitas geisha tersebut.
4. Mundo Novo
Mundo novo merupakan hasil
dari persilangan alami antara bourbon dan typica yang ditemukan di Sao Paulo,
Brazil. Biji dari tanaman itu kemudian ditanam di kota Novo Mundo. Oleh karena
itu, varietas baru yang lahir tahun 1943 tersebut dinamakan mundo novo.
5. Caturra
Caturra merupakan mutasi alami dari varietas bourbon yang tumbuh
pertama kali di Brazil. Tanaman ini berbentuk kerdil akibat mutasi. Varietas
caturra ini memiliki karakter body yang
halus dan tingkat kemanisan yang lebih rendah dari bourbon.
Selain caturra, ada beberapa nama lagi akibat mutasi dari bourbon.
Di antaranya adalah pointu, semperlorens, SL34, tekisik, villa sarchi, dan
pacas.
6. Villa Sarchi
Villa sarchi merupakan mutasi dari bourbon yang tumbuh di Sarchi,
sebuah kota di Kosta Rika. Varietas ini memiliki karakter rasa manis dan asam
yang pas dengan fruit tones yang
kuat.
7. Tekisik
Tekisik adalah bourbon yang telah diseleksi dan dikembangkan oleh Salvadoran Institute for Coffee Research (ISIC)
di El Salvador. Ukuran buah dan bijinya kecil, serta produktivitasnya rendah.
8. Pacas
Pacas adalah mutasi alami dari bourbon. Mirip dengan caturra di
Brazil dan villa sarchi di Kosta Rika.
Tanaman
mutasi ini memiliki gen tunggal yang menyebabkan ukurannya kecil (dwarfisme).
Ukuran tanaman yang kecil mengarah ke potensi hasilnya. Penempatan tanaman satu
dengan yang lainnya bisa lebih dekat sehingga memudahkan dalam proses perawatan dan
pemanenan.
9. Sidikalang
Konon, sidikalang adalah varietas kopi arabika turunan langsung
dari varietas tertua yang diambil dari Ethiopia, yaitu typica. Dahulu dibawa
oleh Belanda ke Indonesia dan membudidayakannya dengan Sistem Tanam Paksa.
Sidikalang
adalah sebuah kota di Sumatra Utara yang terletak di daerah pegunungan nan
sejuk. Kota ini juga merupakan salah satu daerah penghasil kopi Indonesia yang
namanya mungkin sudah tidak asing lagi bagi para penikmat single origin coffee. Selain sidikalang, ada lagi
subvarietas dari typica asli yang tumbuh di Indonesia, yaitu bergendal, blawan,
dan java.
10. Catuai
Varietas kopi
catuai memiliki buah yang umumnya berwarna merah dan kuning. Catuai memiliki
tingkat keasaman yang tinggi. Varietas ini merupakan turunan dari caturra yang
disilangkan dengan salah satu varietas dari Brazil, mundo novo.
Catuai dapat menghasilkan kenikmatan yang tiada tara saat diseduh,
bahkan ketika bijinya di-roasting hingga
gelap. Tanaman varietas catuai ini banyak dibudidayakan di Indonesia dan
Amerika Selatan.
11. Ethiopian Heirloom
Sebagai negara asal tanaman Coffea,
Ethiopia masih memiliki banyak varietas kopi arabika asli yang bukan berasal
dari typica. Ada ribuan varietas yang tumbuh liar di Ethiopia hasil kawin
silang alami yang terjadi selama ratusan tahun. Namun, hanya sedikit
informasi botani mengenai varietas-varietas ini. Untuk itu, muncullah nama
heirloom, sebuah nama yang merepresentasikan varietas liar di Ethiopia.
Varietas Kopi Robusta
Sebenarnya, kopi robusta adalah salah satu varietas asli Coffea canephora, yaitu Coffea canephora var. Robusta
Setidaknya ada dua varietas utama Coffea
canephora, yaitu robusta dan nganda. Perbedaan yang paling mencolok
di antara keduanya adalah pada bentuk tanamannya. Varietas robusta tumbuh ke
atas, sedangkan nganda tumbuh menyebar. Sebagian besar canephorayang ditanam adalah varietas robusta,
sehingga nama robusta menjadi identik dengan canephora.
Anda mungkin bertanya-tanya kenapa artikel ini lebih banyak
membahas varietas kopi arabika. Penyebabnya adalah bahwa robusta tidak seperti
arabika yang memiliki banyak varietas atau kultivar. Jika dilihat secara historis,
robusta baru mulai dibudidayakan pada akhir abad ke-19 sebagai pengganti
arabika yang rentan terserang hama karat daun.
Sebelum akhir abad ke-19, arabika adalah primadona dari semua kopi
di dunia. Namun, wabah penyakit karat daun menyerang dan memorak-porandakan
perkebunan kopi arabika. Beberapa negara mulai menggantikan arabika dengan
jenis kopi lain, termasuk Indonesia yang pada saat itu di bawah Pemerintah
Kolonial Belanda memperkenalkan kopi robusta.
Kopi robusta sangat tahan hama dan perawatannya mudah,
namun kualitas buahnya lebih rendah dari Arabika. Harganya juga lebih
murah dibandingkan dengan arabika yang masih jadi dambaan orang-orang di
penjuru dunia. Oleh karena inilah arabika lebih banyak dikembangkan, sehingga
varietas atau kultivar arabika lebih beragam ketimbang robusta.
Varietas Kopi Liberika
Kopi Liberika
adalah tanaman kopi endemik dari Afrika, tepatnya berasal dari Liberia.
Awalnya, tanaman kopi ini digolongkan dalam kelompok kopi Robusta dengan nama
ilmiah Coffea canefora var.Liberica. Tetapi pengelompokan
paling baru dari para ilmuwan menyatakannya sebagai spesies sendiri dengan nama Coffea liberica.
Hal ini
karena secara morfologi serta sifat-sifat yang lain tidak sama dengan kopi
robusta. Kopi ini dibawa ke Indonesia pada abad ke-19 saat banyak tanaman kopi
arabika saat itu terserang penyakit. Daerah yang banyak ditanami jenis kopi
Liberika adalah Bengkulu dan Jambi.
Salah
satu varian kopi Liberika yang terkenal adalah kopi Excelsa (Coffea liberica var.Dewefrei). Buahnya lebih kecil
dari kopi Liberika biasa dan berkulit lebih tipis serta pupus daun lebih
berwarna merah. Selain itu, adapula varietas lokal yang berhasil dikembangkan
oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka) Indonesia, dengan nama
"Libtukom", singkatan dari Liberika Tunggal Komposit.
Aroma yang
didapat dari kopi Liberika atau excelsa sangat khas dan mudah untuk
membedakannya dari kopi Robusta atau Arabika. Menyengat tajam, dengan rasa
pahit yang lebih kental. Biasanya, kopi Liberika dicampuri susu untuk menutupi
aroma tajamnya dan rasa pahit kopinya. Juga sering digunakan sebagai campuran
bagi kopi Robusta untuk memberi tambahan aroma kopi.
Oleh masyarakat lokal, kopi Liberika dikenal pula sebagai kopi
Nangka. Selain karena aromanya yang menyengat, juga karena bijinya yang besar,
hampir 2 kali lipat dari biji kopi robusta atau arabika. Juga bisa dikenali
dari pohon kopinya yang bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 9 meter, mirip
dengan pohon nangka.
Meski buahnya berukuran lebih besar, bobot buah keringnya cuma 10%
dari bobot basahnya. Karakter seperti ini kurang disenangi beberapa petani
lantaran penyusutan bobot waktu panen sampai buah siap olah cukup tinggi.
Hingga biaya panen jadi relatif lebih mahal. Kondisi ini yang membuat petani
enggan mengembangkan kopi Liberika.
Varietas Hibrida
Varietas
hibrida adalah kultivar yang merupakan keturunan langsung dari persilangan
dengan jenis atau spesies yang berbeda. Persilangan ini dilakukan untuk
menghasilkan varietas unggulan yang memiliki kelebihan dari masing-masing jenis
yang disilangkan. Selain itu, juga bertujuan melahirkan tanaman yang baik dan
tahan terhadap hama, kondisi tanah, maupun iklim di suatu tempat
tertentu. Berikut ini adalah beberapa varietas kopi hibrida yang populer.
1. Timor
Nama timor diambil dari tempat tanaman ini dikembangkan, yaitu Pulau
Timor. Varietas kopi ini mulai dikembangkan pada tahun 1940-an. Maksud
persilangan ini adalah untuk menghasilkan kopi yang tahan penyakit karat daun
tapi memiliki rasa dan aroma khas kopi arabika.
2. Catimor
Selain timor,
masih ada beberapa lagi varietas hasil persilangan antara jenis kopi arabika
dan robusta. Salah satunya yang berasal dari Indonesia adalah
bogor prada.
Catimor merupakan hasil persilangan dari varietas kopi caturra dan
timor. Sebagaimana tujuan persilangan antar spesies kopi ini, dimaksudkan
catimor mewarisi sifat baik dari caturra dan timor. Catimor memiliki ketahanan
terhadap hama karat daun seperti varietas timor dan kecepatan panen seperti
caturra.
Tanaman catimor berukuran kecil (dwarfisme), tapi bijinya cukup
besar. Oleh karena adanya unsur robusta yang terkandung dalam varietas ini,
rasa pahit lebih kentara ketimbang rasa asamnya.
3. S228
S228 atau dikenal dengan nama lain lini S merupakan varietas kopi
hibrida asal India. Varietas ini merupakan persilangan antara kopi arabika
dengan liberika. Selain S228, persilangan antara arabika dengan liberika ini
juga menghasilkan varietas kopi S26, kalimas, dan kawisari.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/
http://rafafaka.blogspot.com/
https://www.sasamecoffee.com/kopipedia/varietas-kopi-populer/
https://www.kompasiana.com/
https://www.sasamecoffee.com/kopipedia/varietas-kopi-populer/
https://www.kompasiana.com/
Comments
Post a Comment